Presiden AS Joe Biden (Foto: REUTERS/Evelyn Hockstein)
Washington, Jurnas.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden meminta para raksasa teknologi memberikan batasan terhadap kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), guna menghindari risiko serangan siber hingga penipuan.
Hal ini disampaikan menjelang pertemuan puncak antara Biden dengan Amazon, Anthropic, Google, Inflection, Meta, Microsoft, dan OpenAI di Gedung Putih pada Jumat (21/7) kemarin.
Kekhawatiran terhadap AI cukup beralasan menjelang berjalannya waktu, terutama mendekati pemilihan presiden (Pilpres) AS tahun depan. Politisi Partai Republik, Ron DeSantis mencuri perhatian karena menggunakan suara mirip Donald Trump melalui AI, untuk iklan kampanye.
Anggota DPR AS dari Partai Republik Sebut Biden Melakukan Pelanggaran yang Dapat Menyebabkan Pemakzulan
"Konsumen perlu mengetahui apakah konten dihasilkan AI atau tidak," kata Kepala Staf Gedung Putih Jeff Zients, dikutip dari Reuters pada Sabtu (22/7).
Pejabat itu menambahkan bahwa tujuh perusahaan menjanjikan sejumlah langkah terkait pengujian keamanan internal dan eksternal di sistem AI, sebelum akhirnya dirilis untuk publik.
"Ini untuk meredam ancaman terhadap keamanan hayati, keamanan dunia maya, dan efek sosial yang lebih luas," terang dia.
Sebelumnya, Gedung Putih mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan sekutu asing untuk mencari kerangka kerja internasional yang kuat untuk mengatur pengembangan dan penggunaan AI di seluruh dunia.
Joe Biden Amerika Serikat Kecerdasan Buatan Sistem AI